Preloader
  • Follow Us On :
Debut Sensasional! Tim Indonesia Raih 4 Medali di Olimpiade AI Dunia 2025

Debut Sensasional! Tim Indonesia Raih 4 Medali di Olimpiade AI Dunia 2025

Indonesia mencatat sejarah baru di kancah teknologi dunia. Untuk pertama kalinya ikut serta dalam International Olympiad in Artificial Intelligence (IOAI) 2025, tim pelajar Indonesia sukses membawa pulang tiga medali perak dan satu perunggu dari ajang yang diikuti lebih dari 60 negara.

Kejuaraan yang berlangsung di Beijing, Tiongkok, 2–9 Agustus 2025 ini menjadi panggung pertemuan talenta muda terbaik dalam bidang kecerdasan buatan (AI). Prestasi Indonesia kali ini semakin istimewa karena diperoleh pada debut perdana, menandai langkah awal bangsa dalam kompetisi global yang relatif baru — IOAI pertama kali digelar di Bulgaria pada 2024.

Para Pahlawan Medali Indonesia

Tim Indonesia terdiri dari empat pelajar berbakat hasil seleksi ketat oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) bekerja sama dengan Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI).

  • Medali Perak:
  • Faiz Rizki Ramadhan – MAN Insan Cendekia Serpong
  • Matthew Hutama Pramana – SMA Kolese Loyola Semarang
  • Luvidi Pranawa Alghari – SMP Pribadi Depok
  • Medali Perunggu:
  • Jayden Jurianto – SMAK 1 Kristen BPK Penabur Jakarta

Kepala Puspresnas, Maria Veronica Irene Herdjiono, menyebut capaian ini sebagai tonggak bersejarah.

“Di tengah gempuran teknologi AI, anak-anak muda ini menorehkan sejarah sebagai peraih medali pertama Indonesia di bidang AI. Ini tren positif bagi perkembangan teknologi di tanah air,” ujarnya.

Proses Seleksi dan Pembinaan Intensif

Berbeda dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang sudah mapan, IOAI belum memiliki jalur seleksi resmi di Indonesia. Untuk edisi perdana ini, peserta dipilih dari anggota pembinaan TOKI dan Tim Olimpiade Matematika Indonesia (TOMI).

Dari sembilan kandidat awal, terpilih empat siswa terbaik melalui pelatihan intensif selama kurang dari tiga bulan. Pembinaan dilakukan oleh Mushthofa (IPB University) sebagai team leader dan Nyoo Steven Christopher (Ikatan Alumni TOKI) sebagai deputy leader.

“Keikutsertaan pertama berbuah empat medali. Ini modal berharga untuk tahun-tahun berikutnya,” kata Mushthofa.

Tantangan Kompetisi: Galbot di Pabrik Masa Depan

Soal-soal di IOAI 2025 menguji lebih dari sekadar logika pemrograman. Peserta ditantang membuat program untuk robot humanoid Galbot yang bekerja di pabrik masa depan. Tugasnya: mengatur gudang berantakan, menemukan barang, menata di rak, sekaligus menghindari rintangan.

Tantangan ini mengombinasikan kemampuan algoritma, efisiensi pemrograman, kreativitas, hingga manajemen waktu.

“Setiap soal perlu analisis mendalam. Saya harus memilih soal cepat untuk mengamankan poin, lalu berpindah ke yang lebih sulit,” ungkap Jayden Jurianto, peraih perunggu.

Inspirasi Generasi Muda Indonesia

Jayden, yang sebelumnya juara OSN Matematika 2024, menyebut pengalaman ini sebagai perjalanan penuh tantangan dan pembelajaran.

“Tekun, disiplin, berbagi pengetahuan, dan libatkan Tuhan dalam setiap proses. Itu kunci yang saya pegang,” pesannya.

Deputy leader, Nyoo Steven, menekankan pentingnya menjadikan capaian ini sebagai awal tradisi prestasi. “Ke depan, targetnya meningkat, bahkan bisa mengirimkan lebih dari satu tim,” katanya.

Makna Besar untuk Masa Depan

Prestasi di IOAI 2025 menjadi bukti bahwa Indonesia punya sumber daya manusia unggul di bidang AI. Pemerintah pun mendorong agar prestasi ini ditindaklanjuti dengan ekosistem pendidikan dan riset yang lebih terstruktur, termasuk kemungkinan pembentukan jalur seleksi khusus bidang AI seperti OSN.

Maria Veronica Irene Herdjiono menutup, “Kalau kita tidak mulai dari sekarang, kita akan tertinggal. Prestasi ini harus menjadi awal lahirnya lebih banyak talenta teknologi di Indonesia.”